Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

memahami AlQuran

Pentingnya menghafal dan Memahami Al-Quran Al Quran diturunkan kepada Muhammad Rasulullah SAW selama 23 tahun masa kerasulan beliau. Al Quran di turunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW dengan perantaraan malaikat Jibril. Malaikat Jibril menurunkan Al Quran ke dalam hati Rasulullah dan beliaupun langsung memahaminya. Hal ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Baqarah (2) : 97. Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” Kemudian Rasulullah SAW mengajarkan Al Quran itu kepada para shahabatnya. Mereka menuliskannya di pelepah daun daun kering, batu, tulang dll. Pada saat itu belum ada kertas seperti zaman modern sekarang ini. Kemudian para shahabat langsung menghafalnya dan mengamalkannya. Demkian Al Qur;an di ajarkan kepada para shahabat-shahabat yang lain. Al Qur

Iman dan Hak

Kita sebagai orang yang memeluk agama Islam tidak boleh berpuas diri dengan predikat seorang Muslim. Karena keislaman seseorang tidak cukup untuk dapat menurunkan pertolongan Allah dalam kehidupan kita di dunia. Keislaman juga belum tentu bisa menyelamatkan kita dari siksa api neraka. Hanya orang-orang yang beriman sejati yang mendapatkan semua janji2Nya yaitu kebahagian dunia dan akhirat. Bagaimanakah kriteria atau ciri-ciri orang-orang beriman yang sering dipanggil Allah dengan mesra “…yaa ayyuhal ladzina aamanu…..” ? Allah yang Maha Pengasih telah menyebutkan di dalam Al Quran surat Al Anfal :2-4 Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarn

Tekhnik menghafal dan Murajaah Al-Quran

Bagi para penghafal Al Quran yang pemula, menambah hafalan mempunyai kesulitan tersendiri. Tetapi seiring dengan waktu kesulitan ini akan terlampaui. Ketika itu kesulitan lain timbul yaitu mengulang hafalan (murajaah). Pada saat hafalan makin bertambah banyak, murajaah juga semakin berat. Untuk surat-surat yang agak panjang (50 ayat) dan yang panjang (diatas 100 ayat), biasanya kita sangat hafal separuh awal dari surat tersebut. Untuk separuh terakhir sulit bagi kita untuk mengingatnya. Ini akan ditandai dengan “macet” ketika saat memurajaah. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini disebabkan kita selalu menghafal/murajaah dari awal surat (ayat 1). Ketika selesai menghafalkan sebuah surat, ayat-ayat awal itulah yang lebih sering dilafadzkan dibandingkan dengan ayat-ayat yang akhir. Sehingga otak kita lebih hafal ayat-ayat awal. Itulah sebabnya kita sangat hafal ayat-ayat awal surat dan sering lupa pada ayat-ayat akhir surat. Kesulitan kedua adalah ketika kita „macet“ sulit bagi kita untuk men

Tiga Cara Allah Mengawasi

Gambar
Karena taku didatangi pencuri, maka warga suatu perumahan menyewa penjaga atau hansip. Tetapi terkadang pencurian masih terjadi walau hansip sudah dibayar. Hal ini bisa terjadi bila hansip tersebut lengah atau ketiduran, sehingga si pencuri bisa melakukan aksinya. Hansip juga manusia! Bagaimana dengan Yang Maha Mengetahui? Allah SWT mengawasi manusia 24 jam sehari atau setiap detik tidak ada lengah. Didalam melakukan pengawasan, ada 3 cara yang dilakukan Allah SWT: 1 Allah SWT melakukan pengawasan secara langsung. Tidak tanggung-tanggung, Yang Menciptakan kita selalu bersama dengan kita dimanapun dan kapanpun saja. Bila kita bertiga, maka Dia yang keempat. Bila kita berlima, maka Dia yang keenam (QS. Al Mujadilah 7). Bahkan Allah SWT teramat dekat dengan kita yaitu lebih dekat dari urat leher kita.  “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf 16) 2 Allah SWT melakukan pengawasan melalui malaikat. “ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang dudu

Rasa Nasionalisme.

5 cara Membuktikan Rasa Nasionalisme kita (Tanpa harus berperang) Belakangan ini sering kita menjumpai beberapa berita yang membahas semakin panasnya hubungan negara tercinta kita Indonesia denga negara tetangga kita. Bahkan beberapa kelompok sempat melakukan beberapa hal yang membuat kejadian ini semakin memanas. Kemudian muncullah suara-suara yang meminta pemerintah kita untuk bertindak tegas bahkan menyerukan untuk berperang dengan negara tetangga. Padahal perang bukanlah jalan keluar yang baik untuk menyelesaikan hal seperti ini. Banyak contoh negara yang mengambil kebijakan untuk berperang tapi hanya menghancurkan bangsanya sendiri dan menyengsarakan masyarakatnya.  Nasionalisme , itulah kata mereka yang menyerukan pemerintah untuk berperang, padahal terlepas apakah rasa nasionalisme mereka yang tergerak atau hanya emosi sesaat, sebenarnya banyak cara untuk membuktikan bahwa kita cinta tanah air Indonesia. Berikut 5 cara untuk membuktikan rasa nasionalisme kita........... 1.     

tips/cara sholat yang khuu

13 alasan sholat lebih khusyu Dari banyak ibadah kita kepada Allah SWT, ada satu ibadah yang merupakan kunci dari seluruh ibadah dan amal yang lain dimana kalau kita berhasil melakukannya maka akan terbuka ibadah atau amal yang lain. Kunci dari segala ibadah adalah sholat. “Amal yang pertama kali ditanyai Allah pada seorang hamba di hari kiamat nanti adalah sholat. Bila sholatnya dapat diterima, maka akan diterima seluruh amalnya, dan bila sholatnya ditolak, akan tertolah seluruh amalnya.” Pada kenyataannya, bagaimana amalan sholat kita pada umumnya? Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Akan datang satu masa atas manusia, mereka melakukan sholat namun pada hakikatnya mereka tidak sholat.” Banyak dari kita menganggap bahwa sholat adalah suatu   perintah   bukan suatu   kebutuhan . Jadi sholat sering dianggap suatu beban dan hanya bersifat menggugurkan kewajiban. Betapa sering kita rasanya malas untuk sholat, sholat sambil memikirkan pekerjaan, sholat secepat kilat tanpa

senyumnya rasulullah

SENYUMNYA RASULULLAH SAW Saudaraku, kayaknya masih membekas dalam ingatan kita semua soal meninggalnya 21 orang saat antri ngambil jatah pembagian zakat oleh seorang pengusaha di Pasuruan pada pertengahan September 2008 lalu. Kalau ngeliat faktanya, zakat salah satunya emang harus diberikan kepada warga miskin. Kita miris banget euy, ngelihat di layar televisi ratusan orang berebut jatah zakat yang dibagikan. Minimnya pengamaman dan cara pembagiannya yang dipusatkan di satu tempat menjadi alasan utama peristiwa menyedihkan tersebut terjadi. Sebelumnya, kita juga disuguhi pemandangan yang nggak kalah menyedihkannya. Ada banyak orang yang-karena kemiskinannya-harus melakukan perbuatan yang bisa membahayakan kesehatan orang lain. Kamu masih ingat juga kan? Yup, daging rusak hasil pengumpulan sisa makanan dari berbagai rumah makan. Parahnya, tuh makanan sisa ditaro bersisian bareng dengan kumpulan barang bekas lainnya. Boleh dibilang itu udah makanan sampah deh. Untuk mengelebui calon p

kebahagiaan saat beribadah

Ibadah yang kita lakukan sehari-hari seperti shalat yang sudah jelas perintahnya sering terkesan rutin, kosong dan tidak terasakan. Di tengah segala kesibukan, di tengah studi, disela-sela rapat atau di sela-sela kegiatan yang padat, shalat dikerjakan sebagai cara untuk menghilangkan kewajiban. Shalat dan ibadah lainnya bukan sebagai sebuah tindakan yang mencerminkan sebuah ketaatan yang membahagiakan. Artinya dalam ibadah itu dirasakan tidak hanya pelaksanaan rukun Iman, Islam tetapi juga Ihsan. Ibadah shalat misalnya merupakan sebuah “pertemuan rutin” yang sudah dijadwalkan sejak perintah ini diturunkan melalui Mi’raj Rasulullah. Perintah ini turun di Sidratul Muntaha bahkan diriwayatkan Malaikat Jibril tidak dapat naik ke tahapan itu. Dan ibadah inilah yang membahagiakan. Kita berada dalam Ihsan saat shalat, beribadah kepada Nya seolah menyaksikan langsung. Dan apabila tidak melihat pun Allah menyaksikan langsung. Allah Maha Dekat, dan itu bisa dirasakan dengan Ihsan itu. Karena lim