Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

6 Tips Agar Buah Hati Senang Menghafal Al-Quran

Memiliki buah hati yang gemar membaca Al-Quran adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi setiap abi dan umi, walaupun kondisinya belum bisa membaca dengan sempurna atau masih terbata-bata. Tentu saja kebahagiaan itu akan terasa lebih lengkap ketika abi dan umi menyaksikan buah hati tercinta bisa lancar membaca Al Quran apalagi sampai bisa menghafalnya. Apalagi ketika mereka masih usia dini, kebahagiaan itu terasa lebih sempurna dengan pemandangan lucu dan polosnya sang buah hati. Bagaikan kaset baru yang masih kosong, sebetulnya memori mereka sangat siap menampung file-file Al Quran. Buktinya mereka bisa menghafal berbagai macam lagu yang mereka dengarkan secara berulang-ulang, padahal lagu tersebut tidak secara serius diajarkan. Berikut 6 tips sederhana untuk abi dan umi agar buah hati tercinta gemar dan bisa menghafal Al-Quran. Pujian. Perlu kita pahami, anak pada usia dini sangat senang mendapatkan pujian dan sanjungan. Bahkan kebanyakan anak usia dini lebih cepat menangkap

Segengggam Sabar dan Tangki Cinta Sang Ibu

Rasulullah SAW bersabda kepada Asyaj Abul Qais, “Sesungguhnya pada dirimu ada dua ifat yang disukai Allah, yaitu KESABARAN dan KETABAHAN”  (HR. Imam Muslim) Menjadi ibu adalah amanah yang luar biasa…tak mudah untuk mengeja setiap peran yang harus dilakoni..  Madrasatul aulad … ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya sehingga menjadi seorang ibu memang membutuhkan banyak hal yang perlu dipelajari. Apalagi bagi para ibu baru yang masih terbata mengeja setiap peran barunya tersebut. Rasanya belumlah cukup tempaan bagi seorang calon ibu saat janin itu hadir. Kepayahan yang dirasakan selama mengandung. Keadaan lemah dan bertambah lemah ditambah dengan perjuangan hebat ketika melahirkan ternyata masih terus berlanjut setelah sang buah hati lahir. Seiring dengan tumbuh kembang sang buah hati, ibu pun dihadapkan dengan berbagai hal baru dalam kehidupannya. Terkadang ia harus mendapati kerewelan-kerewelan, pembangkangan, keinginan-keinginan dan sebagainya.  Padahal bisa jadi semua it

Pendidikan Karakter

Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup, tumbuh dan berkembang pada zaman (masa) yang berbeda denganmu. (Ali bin Abi Thalib ra) Pendahuluan “Raih prestasi, junjung tinggi budi pekerti”. Inilah motto pendidikan karakter sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Departemen Pendidikan (dan Kebudayaan) beberapa tahun lalu. Motto tersebut mengandung konsekuensi bahwa seluruh bentuk penyelenggaraan pendidikan di tanah air tercinta sebagaimana telah diatur melalui Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, mesti dilandasi dan berorientasi pada pembentukan karakter segenap unsur pendidikan terkait. Di sisi lain, pendidikan karakter dimaksud melingkupi dua unsur utama yaitu prestasi dan budi pekerti. Artinya, proses pendidikan yang dilaksanakan mesti menghasilkan  output  berupa capaian prestasi yang mumpuni serta dibarengi dengan implementasi nilai-nilai luhur budi pekerti (baca : moral) itu sendiri pada setiap tahapan (satuan) pendidikan formal maupun non formal

Tayangan Televisi yang Semakin Merusak Perkembangan Anak

Dewasa ini, televisi merupakan media elektronik yang sudah tidak asing lagi bagi semua orang, bahkan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Televisi mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki cakupan pemberitaan kepada khalayak dengan jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai program-program yang ditayangkan mampu membius pemirsanya untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari televisi sehingga sudah menjadi agenda wajib bagi sebagian besar anak untuk menyaksikan acara televisi. Berbagai acara yang ditayangkan mulai dari entertainment, infotainment, iklan, hingga sinetron dan film-film. Televisi telah mampu membius para pemirsanya terutama anak-anak untuk terus menyaksikan acara demi acara yang disusun sedemikian rupa dan menarik. Sekarang ini, banyak anak-anak lebih gemar berlama-lama di depan televisi daripada belajar. Bahkan banyak anak yang hampi

Mewujudkan Muslim Berakhlak Mulia Melalui Pendidikan Karakter Sejak Dini

Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah swt dan merupakan agama yang  Rahmatan Lil’aalamiin . Maknanya, risalah Islam mampu menjangkau seluruh umat manusia hingga akhir zaman nanti (Qs. al-Anbiya’: 107). Ajaran Islam memuat seluruh perangkat aturan dan hukum yang mampu menjangkau manusia di mana pun dan kapanpun. Seluruh aspek kehidupan manusia diajarkan dalam Islam, baik itu aspek kehidupan dalam keluarga, hubungan keluarga dengan masyarakat, hingga hubungan seorang hamba kepada Tuhannya. Salah satu aspek kehidupan yang paling  mendasar adalah kehidupan keluarga. Keluarga merupakan faktor utama pembentuk kepribadian manusia. Keluarga yang baik merupakan tempat paling aman dan nyaman bagi seluruh anggota keluarganya. Setiap anggota keluarga memiliki peranannya masing-masing. Salah satu anggota keluarga yang umumnya menjadi pusat perhatian dari anggota keluarga yang lain adalah anak. Seorang anak tentu saja harus terdidik dan terbina akhlaknya dengan baik sejak usia dini

Cerdas Mendidik Remaja

Orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam keluarga.  Dari orang tualah, anak-anak mendapatkan sentuhan kasih sayang  dan pendidikan yang baik. Semenjak anak lahir sampai menginjak usia remaja, orang tua (terutama ibu) berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan dalam kehidupan anaknya. Warna-warni kehidupan anak sangat ditentukan oleh kedua orang tuanya. Maka pendidikan dalam keluarga sangat menentukan kepribadian anak sampai usia remaja. Mendidik remaja bukanlah perkara mudah. Banyak kendala dan masalah yang akan dihadapi orang tua  dalam melaksanakan perannya itu. Apalagi bagi orang tua yang tidak mempunyai modal yang jelas dan bekal yang banyak dalam mendidik anak-anaknya. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, anak mengalami perubahan yang signifikan dalam dirinya baik secara fisik maupun secara psikis. Secara Psikologi ,  remaja tengah mengalami masa pubertas. Sebuah masa sulit bagi