Siapakan wanita pilihan anda

Jujur saja, walaupun dalam hadits Rosululloh Shallallohu ‘alaihi wassalam jelas disebutkan bahwa dalam memilih istri hendaknya lebih mengutamakan akhlak dan agamanya, namun kenyataannya sekarang banyak pria yang lebih mendahulukan kecantikan dibanding agamanya. Apakah memilih wanita cantik dilarang? Tidak. Itu sah-sah saja. Namun hendaknya kriteria cantik ini tidak membuat kita lupa akan kriteria akhlak dan agamanya.
SEDIKIT CERITA
Sebut saja Maman, 27 tahun. Dulu, dia pernah bermimpi. Mimpi yang indah sekali. Mimpinya, bila suatu saat nanti dijodohkan oleh Alloh, bisa dipilihkan istri yang tinggi, cantik, aduhai. Tapi kenyataannya, yang ia dapatkan malah sebaliknya, seorang wanita yang kurang sesuai dari impiannya. Kecewakah? Awalnya memang ada rasa seperti itu, tapi seiring dengan perjalanan waktu, rasa itu pun perlahan hilang. Setelah tahu akhlak harian istrinya, Maman justru berubah fikiran, 180 derajat lagi. Ia terlihat semakin sayang pada istrinya dan lupa dengan mimpi-mimpinya yang dulu. Baginya sekarang, ia mesti banyak bersyukur kepada Alloh, karena telah diberi seorang istri yang pengertian. Selain juga pintar melayani dan pandai menutupi kekurangannya. Walaupun ia tidak menafikan adanya kekurangan-kekurangan pada istrinya tersebut.
Itu adalah satu contoh sekaligus satu pelajaran, khususnya bagi anda para BUJANGAN. Bahwasanya dalam menikah yang paling utama bukanlah sosok kecantikan semata, tapi lebih dari itu adalah akhlak dari pasangan. Hanya akhlak baik yang akan bisa membuat kehidupan rumah tangga tentram dan bahagia. Akhlak yang baik juga mampu mengubah kecantikan seorang istri. Dalam arti, menurut pandangan kita, istri menjadi lebih cantik secantik akhlaknya. Memang akan lebih sempurna bila selain akhlak yang bagus didukung pula dengan kecantikan fisik. Namun yang demikian sepertinya tak ada, karena semua wanita ada kekurangannya. Tapi mungkin kriteria ’sempurna’ itulah yang ingin dikejar oleh ikhwan-ikhwan itu.
Walaupun demikian, sifat ikhwan yang mengutamakan kecantikan semata atau berharap kesempurnaan, hanya sebagian saja. Sebagian lagi masih berusaha mengikuti saran Nabinya. Selama akhlak dan agama si akhwat baik, ia terima. Ia juga sadar bahwa tak ada wanita didunia yang sempurna. Hendaknya demikianlah seharusnya prinsip seorang ikhwan.
CANTIK TAPI….
Sebagaimana yang sudah sering kita dengar dan baca, bahwa di dunia ini tak ada manusia yang sempurna. Terlebih lagi wanita yang telah Alloh ciptakan dalam keadaaan bengkok. Secara kodrat, mereka lebih banyak kekurangan dan kelemahan dibanding pria, sebagaimana sabda Rosuulloh :
“….Tidaklah aku melihat orang yang kurang akal dan agama lagi potensial melemahkan laki-laki yang kuat selain salah seorang dari kalian ( wanita )..” ( Riwayat Bukhori dan Muslim )
Hal demikian menuntut kita ( para lelaki ) untuk lebih banyak mengerti wanita, juga lebih bisa memahami kekurangan mereka. Menyangkut kekurangan ini, bukanlah hal yang aneh bila ada wanita yang secara fisik cantik tapi pemboros, atau abid ( ahli ibadah ) tapi tak bisa masak, atau ahli masak tapi pencemburu berat, dan yang lainnya. Yang demikian itu adalah biasa. Hampir terjadi dan ada pada setiap wanita.
Nah, bagi Anda para BUJANGAN, wanita mana yang akan anda pilih, semua tergantung pada Anda. Pada dasarnya ini menyangkut kriteria utama yang Anda tetapkan dan kekurangan-kekurangan yang masih bisa anda toleransi. Tentunya setiap ikhwan berbeda-beda. Satu ikhwan mungkin menjadikan kecantikan sebagai standar utama, tak peduli bisa masak atau tidak, sementara ikhwan lain mungkin lebih mengutamakan ibadahnya dan tak peduli kekurangan-kekurangan yang lainnya, dan seterusnya. Yang jelas, tak ada wanita didunia ini yang sempurna seratus persen. Pasti ada saja kekurangannya. Ini hal pertama yang hendaknya dipahami betul.
BAGAIMANA DENGAN WANITA?
Kalau boleh jujur juga, akhwat pada dasarnya tak beda jauh dengan ikhwan. Kalau seumpama mereka ditanya bagaimana kriteria ikhwan yang diinginkannya, hampir pasti akan dijawab lelaki yang sempurna. Yaitu ikhwan yang ganteng, gagah, berilmu tinggi, dan mapan. Karena, sebagaimana pernyataan Rosululloh, wanita adalah saudara laki-laki. Apa yang terjadi pada laki-laki, terjadi juga pada wanita. Termasuk dalam hal ini adalah keinginan-keinginannya. Perbedaannya, wanita umumnya lebih bisa menyembunyikan perasaan dan lebih bisa menerima kekurangan-kekurangan pasangannya. Sehingga baginya, selama ikhwan yang datang meminang nampak baik akhlak dan agamanya maka akan ia terima. Kalaupun nantinya ada kekecewaan, ia lebih bisa terima dan lebih bisa mengalah. Ini keumuman wanita, namun secara khusus ( person per person ) tentu berbeda.
Walaupun begitu, secara umum wanita juga lebih sadar diri, dalam arti lebih bisa bercermin pada dirinya dibanding laki-laki. Kalau laki-laki seringnya ” lupa diri” walaupun banyak kekurangan, dalam menetapkan kriteria tetap harus yang sempurna ( tak ada kekurangannya ). Inilah yang kemudian menjadikan beberapa akhwat mundur teratur, tak berani mengajukan diri karena merasa tak sesuai kriteria si ikhwan. Kebijakan seperti ini juga menjadi satu sebab banyaknya wanita terlantar. Duhai para ikhwan, tidakkah kalian kasihan?
KALAU BISA SEPERTI NABI
Kalau kita sedikit menengok sejarah Nabi, bagaiamana cara beliau memperistri wanita atau kriteria apa yang ditetapkan oleh beliau bagi wanita menjadi istrinya, maka akan kita dapati Nabi lebih mengutamakan agama dan akhlaknya dibanding fisiknya. Itu pun masih disadari pada manfa’at dan madharatnya bagi perkembangan islam. Itulah mengapa Rosululloh hanya menikahi wanita yang masih perawan, yaitu Aisyah. Sedangkan yang lainnya janda dan umumnya sudah tua, pelajaran yang bisa dipetik dari perkawinan beliau ini, bahwa agama hendaknya dijadikan patokan utama, dalam memilih seorang wanita, agar nantinya rumah tangga bahagia dunia dan akhirat.
Nah, Kalau sekarang anda ingin menikah, cobalah bertanya pada diri sendiri tentang wanita yang hendak Anda nikahi tersebut. Cobalah Anda lihat dan baca! Dengan keadaan dia seperti itu, akankah pernikahan anda dengannya nanti bermanfaat bagi agama anda, atau malah sebaliknya? Atau, akankah dia bisa jadi istri yang penurut atau justru pembangkang? Hal ini akan lebih membuat anda berhati-hati dalam menentukan calon pasangan.
BILA PILIH YANG BELUM JADI
Kalaupun ternyata Anda lebih memilih wanita yang “kurang” dari sisi agama, alangkah baiknya kalau Anda yakin betul bahwa wanita tersebut bisa diatur. Anda mesti yakin bahwa dia mampu diubah akhlak dan agamanya hingga bisa menjadi akhwat utama. Kalau anda yakin, silahkan memilihnya. Jikalau Anda ikhlas, Insya Alloh ini akan menjadi ladang dakwah dan pahala utama bagi Anda. Tapi yang seperti ini sangat riskan. Yang terjadi, biasanya si ikhwan malah terseret dalam keburukan istrinya. Maka dari itu, hendaknya anda pikirkan matang-matang dulu sebelum menetapkan pilihan. Akan lebih baik disesuaikan dengan kemampuan Anda dalam mendidik dan membimbing wanita. Kalau anda tak yakin, lebih baik jangan memilih wanita yang ‘belum jadi’. karena penyesalan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sekarang tinggal keputusan anda!
Buat para wanita, anda pun punya pilihan. Mau jadi Akhwat yang utama atau yang belum ‘belum jadi’ saja? Wallohu ‘alam
Dinukil dari Nikah Vol 3 no 12 maret 2005
Keterangan :
Ikhwan : Laki laki
Akhwat : Perempuan
Terima kasih kalau anda bersedia mengclick gambar dibawah ini ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Spanduk Idul Adha

Fiqih Shalat Witir (Bag. 2)

6 Tips Agar Buah Hati Senang Menghafal Al-Quran